Minggu, 07 April 2013

Ilmu Sosial

Ilmu sosial

Ilmu sosial (Inggris: social science) atau ilmu pengetahuan sosial (Inggris: social studies) adalah sekelompok disiplin akademis yang mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya. Ilmu ini berbeda dengan seni dan humaniora karena menekankan penggunaan metode ilmiah dalam mempelajari manusia, termasuk metoda kuantitatif dan kualitatif. Istilah ini juga termasuk menggambarkan penelitian dengan cakupan yang luas dalam berbagai lapangan meliputi perilaku dan interaksi manusia pada masa kini dan masa lalu. Berbeda dengan ilmu sosial secara umum, IPS tidak memusatkan diri pada satu topik secara mendalam melainkan memberikan tinjauan yang luas terhadap masyarakat.

Ilmu sosial, dalam mempelajari aspek-aspek masyarakat secara subjektif, inter-subjektif, dan objektif atau struktural, sebelumnya dianggap kurang ilmiah bila dibanding dengan ilmu alam. Namun sekarang, beberapa bagian dari ilmu sosial telah banyak menggunakan metoda kuantitatif. Demikian pula, pendekatan interdisiplin dan lintas-disiplin dalam penelitian sosial terhadap perilaku manusia serta faktor sosial dan lingkungan yang mempengaruhinya telah membuat banyak peneliti ilmu alam tertarik pada beberapa aspek dalam metodologi ilmu sosial. Penggunaan metoda kuantitatif dan kualitatif telah makin banyak diintegrasikan dalam studi tentang tindakan manusia serta implikasi dan konsekuensinya.

Karena sifatnya yang berupa penyederhanaan dari ilmu-ilmu sosial, di Indonesia IPS dijadikan sebagai mata pelajaran untuk siswa sekolah dasar (SD), dan sekolah menengah tingkat pertama (SMP/SLTP). Sedangkan untuk tingkat di atasnya, mulai dari sekolah menengah tingkat atas (SMA) dan perguruan tinggi, ilmu sosial dipelajari berdasarkan cabang-cabang dalam ilmu tersebut khususnya jurusan atau fakultas yang memfokuskan diri dalam mempelajari hal tersebut.

Cabang utama

Cabang-cabang utama dari ilmu sosial adalah:
Antropologi, yang mempelajari manusia pada umumnya, dan khususnya antropologi budaya, yang mempelajari segi kebudayaan masyarakat
Ekonomi, yang mempelajari produksi dan pembagian kekayaan dalam masyarakat
Geografi, yang mempelajari lokasi dan variasi keruangan atas fenomena fisik dan manusia di atas permukaan bumi
Hukum, yang mempelajari sistem aturan yang telah dilembagakan
Linguistik, yang mempelajari aspek kognitif dan sosial dari bahasa
Pendidikan, yang mempelajari masalah yang berkaitan dengan belajar, pembelajaran, serta pembentukan karakter dan moral
Politik, yang mempelajari pemerintahan sekelompok manusia (termasuk negara)
Psikologi, yang mempelajari tingkah laku dan proses mental
Sejarah, yang mempelajari masa lalu yang berhubungan dengan umat manusia
Sosiologi, yang mempelajari masyarakat dan hubungan antar manusia di dalamnya.


 “Pendidikan bukanlah segala-galanya, namun segala-galanya berawal dari pendidikan”. (peribahasa)

sumber : media ilmu pengetahuan umum








Sabtu, 06 April 2013

Menuntut Ilmu





MENUNTUT ILMU memang wajib dan penting bagi setiap orang. Sejak balita kita sudah mulai diajarkan beberapa ilmu oleh orang tua kita. Bahkan dari masih dalam kandungan pun kita sudah mendapatkan berbagai macam ilmu. Baik itu Ilmu Pengetahuan Agama, Alam, Sosial, ataupun yang lainnya. Tapi jika ditelaah, sebenarnya tujuan kita menuntut ilmu pengetahuan itu untuk apa? Untuk terhindar dari kemiskinan kah? Untuk menipu orang lain? Untuk mendapatkan pekerjaan? Untuk pamer dengan orang lain? atau ada pertanyaan yang lain lagi?
Di dalam masyarakat kita sekarang ini tak jarang kita melihat orang berlomba-lomba menuntut ilmu dengan alasan agar mendapatkan pekerjaan yang layak nantinya. Tetapi jika hal itu tidak sesuai dengan harapan, tak jarang pula dari mereka akan mengatakan seperti ini: “Buat apa sekolah tinggi-tinggi jika hasilnya hanya duduk diam di rumah?
Dari pernyataan tersebut berarti selama ini anggapan mereka adalah bahwa menuntut ilmu itu semata-mata hanyalah untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Tidak bisa dipungkiri memang hal itu merupakan salah satu alasannya, tetapi tidakkah kita pernah berfikir ada tujuan yang lebih bermakna daripada itu?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ilmu diartikan sebagai pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu; atau pengetahuan atau kepandaian tentang soal duniawi, akhirat, lahir, batin, dsb.
Dalam Wikipedia Indonesia, Ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi dan kenyataan dalam alam manusia.

Dalil al-Quran/Hadis
Sedangkan dalam al-Quran, terkait ilmu pengetahuan ini Allah swt berfirman: “Niscaya Allah akan meninggikan beberapa derajat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS. al-Mujadalah: 11)
Di samping itu, ada banyak hadis Nabi Muhammad saw yang menganjurkan kita untuk belajar dan menuntut ilmu pengetahuan, di antaranya: Carilah ilmu dari buaian sampai liang lahat. (HR. Muslim); Menuntut ilmu wajib atas tiap muslim (baik muslimin maupun muslimah).” (HR. Ibnu Majah); Barang siapa berjalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke sorga.” (HR. Muslim);
Siapa yang keluar untuk menuntut ilmu maka dia berada di jalan Allah sampai dia kembali.” (HR. Tirmidzi); Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Quran dan yang mengajarkannya.” (HR. Bukhari); Kelebihan seorang alim (ilmuwan) terhadap seorang `abid (ahli ibadah) ibarat bulan purnama terhadap seluruh bintang.” (HR. Abu Dawud);
Termasuk mengagungkan Allah ialah menghormati (memuliakan) ilmu, para ulama, orang tua yang muslim dan para pengemban al-Quran dan ahlinya, serta penguasa yang adil.” (HR. Abu Dawud dan Aththusi); “Siapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah maka baginya satu kebaikan dan setiap kebaikan aka dilipatgandakan sepuluh, saya tidak mengatakan: Alif, lam, mim... satu huruf. Tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf,” (HR. Bukhari).
“Janganlah kalian menuntut ilmu untuk membanggakannya terhadap para ulama dan untuk diperdebatkan di kalangan orang-orang bodoh dan buruk perangainya. Jangan pula menuntut ilmu untuk penampilan dalam majelis (pertemuan atau rapat) dan untuk menarik perhatian orang-orang kepadamu. Barangsiapa seperti itu maka baginya neraka.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah);
Orang yang paling pedih siksaannya pada hari kiamat ialah seorang alim yang Allah menjadikan ilmunya tidak bermanfaat.” (HR. Al-Baihaqi); “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara yaitu sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau doa anak yang shaleh.” (HR. Muslim)

Pentingnya menuntut ilmu
Dari ayat dan beberapa hadis di atas, tentunya kita telah menemukan alasan yang lebih bermakna dari pentingnya menuntut ilmu. Diberikan derajat yang tinggi oleh Allah, dimudahkan jalan ke sorga, dan mendapatkan amalan yang tiada putus.
Jadi, jangan pernah berfikir jika kita nantinya tidak mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan apa yang kita harapkan lantas kita mengatakan Percuma saya kuliah kalau akhirnya hanya seperti ini.” Buang pikiran itu jauh-jauh.
Dengan ilmu yang kita punyai, kita bisa mengajarkan orang-orang yang sama sekali tidak tahu. Tidak mesti harus menjadi guru baru bisa mengajari orang. Selain ilmu akan bertambah, pahala dari Allah juga akan bertambah. Bukankah mendapatkan pahala dari Allah karena menuntut ilmu jauh lebih berarti dibandingkan dengan hal lainnya.


Sesungguhnya kehidupan yang abadi itu adalah kehidupan di akhirat kelak. Jadi, tuntutlah ilmu apapun itu! Tetapi ingat, harus tetap dalam konteks yang positif !
sumber: rangkuman media kajian ilmu agama Islam





 “Pendidikan bukanlah segala-galanya, namun segala-galanya berawal dari pendidikan”. (peribahasa)