Kamis, 16 Mei 2013

Sejarah Harkitnas

Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Tanggal 20 Mei, kita di Indonesia memperingati hari kebangkitan Nasional. Dan apa kawan sedusun sudah tahu, apa yang diperingati di hari Kebangkitan  Nasional ini?
Cuma sekedar mengingatkan, Hari Kebangkitan Nasional di peringati untuk mengenang saat-saat bangkitnya rasa dan semangat persatuan, kesatuan dan Nasionalisme serta kesadaran memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia, yang sebelumnya tidak muncul (sulit) di masa penjajahan Belanda dan Jepang.
Kebangkitan Nasional ini di awali dengan dua persitiwa bersejarah, yaitu berdirnya Boedi Oetomo (20 Mei 1908) dan Sumpah Pemuda (28 ktober 1928).
Adapun tokoh-tokoh yang mempelopori kebangkitan Nasional itu antara lain :
1.    Sutomo
2.    Ir. Soekarno
3.    Dr. Tjipto Mangunkusomo
4.   Raden Mas Soewardi Soerjaningrat (sejak tahun 1922 menjadi Ki Hajar Dewantara)
5.    Dr. Douwes Dekker
6.   Dll.

Pada tahun 1912, partai politik pertama berdiri, yaitu partai "Indesche Partij". Pada tahun 1912 ini juga Haji Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam (Solo), KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah (Yogyakarta), dan Dwijo Sewoyo dan kawan-kawan mendirikan Asuransi Jia Bersama "Boemi Poetra" (Magelang).

Kebangkitan pergerakan Nasional Indonesia bukan berawal dari berdirinya Boedi Oetomo, melainkan mulai dari berdirinya Sarekat Dagang Islam tahn 1905 di pasar Laweyan (Solo).Sarekat ini didirikan dengan tujuan menyaingi dominasi pedagang Cina saat itu. Kemudian berkembang menjadi organisasi pergerakan, dan pada tahun 1906 berubah nama menjadi Sarekat Islam.

Raden Mas Soewardi Soerjaningrat yang tergabung dalam Komite Boemi Poetera, menulis "Als ik eens Nederlander was" (Seandainya aku orang Belanda), pada tanggal 20 Juli 1913 yang memprotes keras rencana pemerintah Hindia Belanda (Sebelum menjadi Indonesia)  merayakan 100 tahun kemerdekaan Belanda di Hindia Belanda.

Dan karena tulisan inilah dr. Tjipto Mangunkusumo dan Soewardi Soerjaningrat dihukum dan diasingkan ke Banda dan Bangka, tapi karena "boleh memilih", keduanya dibuang ke Negeri Belanda. Di sana Soewardi justru belajar ilmu pendidikan dan Dr. Tjipto karena sakit dipulangkan ke Hindia Belanda.

Dan pada perkembangan selanjutnya, tanggal berdirinya Boedi Oetomo, 20 Mei ditetapkan dan diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.


Sumber : Wikipedia


Harkitnas

Budi Utomo

Budi Utomo (ejaan Soewandi: Boedi Oetomo) adalah sebuah organisasi pemuda yang didirikan oleh Dr. Sutomo dan para mahasiswa STOVIA yaitu Goenawan Mangoenkoesoemo dan Soeraji pada tanggal 20 Mei 1908. Digagaskan oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo. Organisasi ini bersifat sosial, ekonomi, dan kebudayaan tetapi tidak bersifat politik. Berdirinya Budi Utomo menjadi awal gerakan yang bertujuan mencapai kemerdekaan Indonesia walaupun pada saat itu organisasi ini awalnya hanya ditujukan bagi golongan berpendidikan Jawa.

Saat ini tanggal berdirinya Budi Utomo, 20 Mei, diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
Pada hari Minggu, 20 Mei 1908, pada pukul sembilan pagi, bertempat di salah satu ruang belajar STOVIA, Soetomo menjelaskan gagasannya. Dia menyatakan bahwa hari depan bangsa dan Tanah Air ada di tangan mereka. Maka lahirlah Boedi Oetomo. Namun, para pemuda juga menyadari bahwa tugas mereka sebagai mahasiswa kedokteran masih banyak, di samping harus berorganisasi. Oleh karena itu, mereka berpendapat bahwa "kaum tua" yang harus memimpin Budi Utomo, sedangkan para pemuda sendiri akan menjadi motor yang akan menggerakkan organisasi itu.

Sepuluh tahun pertama Budi Utomo mengalami beberapa kali pergantian pemimpin organisasi. Kebanyakan memang para pemimpin berasal kalangan "priyayi" atau para bangsawan dari kalangan keraton, seperti Raden Adipati Tirtokoesoemo, bekas Bupati Karanganyar (presiden pertama Budi Utomo), dan Pangeran Ario Noto Dirodjo dari Keraton Pakualaman.

Perkembangan
Budi Utomo mengalami fase perkembangan penting saat kepemimpinan Pangeran Noto Dirodjo. Saat itu, Douwes Dekker, seorang Indo-Belanda yang sangat properjuangan bangsa Indonesia, dengan terus terang mewujudkan kata "politik" ke dalam tindakan yang nyata. Berkat pengaruhnyalah pengertian mengenai "tanah air Indonesia" makin lama makin bisa diterima dan masuk ke dalam pemahaman orang Jawa. Maka muncullah Indische Partij yang sudah lama dipersiapkan oleh Douwes Dekker melalui aksi persnya. Perkumpulan ini bersifat politik dan terbuka bagi semua orang Indonesia tanpa terkecuali. Baginya "tanah air api udara" (Indonesia) adalah di atas segala-galanya.

Pada tanggal 3-5 Oktober 1908, Budi Utomo menyelenggarakan kongresnya yang pertama di Kota Yogyakarta. Hingga diadakannya kongres yang pertama ini, BU telah memiliki tujuh cabang di beberapa kota, yakni Batavia, Bogor, Bandung, Magelang, Yogyakarta, Surabaya, dan Ponorogo. Pada kongres di Yogyakarta ini, diangkatlah Raden Adipati Tirtokoesoemo (mantan bupati Karanganyar) sebagai presiden Budi Utomo yang pertama. Semenjak dipimpin oleh Raden Adipati Tirtokoesoemo, banyak anggota baru BU yang bergabung dari kalangan bangsawan dan pejabat kolonial, sehingga banyak anggota muda yang memilih untuk menyingkir. Pada masa itu pula muncul Sarekat Islam, yang pada awalnya dimaksudkan sebagai suatu perhimpunan bagi para pedagang besar maupun kecil di Solo dengan nama Sarekat Dagang Islam, untuk saling memberi bantuan dan dukungan. Tidak berapa lama, nama itu diubah oleh, antara lain, Tjokroaminoto, menjadi Sarekat Islam, yang bertujuan untuk mempersatukan semua orang Indonesia yang hidupnya tertindas oleh penjajahan. Sudah pasti keberadaan perkumpulan ini ditakuti orang Belanda. Munculnya gerakan yang bersifat politik semacam itu rupanya yang menyebabkan Budi Utomo agak terdesak ke belakang. Kepemimpinan perjuangan orang Indonesia diambil alih oleh Sarekat Islam dan Indische Partij karena dalam arena politik Budi Utomo memang belum berpengalaman. Karena gerakan politik perkumpulan-perkumpulan tersebut, makna nasionalisme makin dimengerti oleh kalangan luas. Ada beberapa kasus yang memperkuat makna tersebut. Ketika Pemerintah Hindia Belanda hendak merayakan ulang tahun kemerdekaan negerinya, dengan menggunakan uang orang Indonesia sebagai bantuan kepada pemerintah yang dipungut melalui penjabat pangreh praja pribumi, misalnya, rakyat menjadi sangat marah.
Kemarahan itu mendorong Soewardi Suryaningrat (yang kemudian bernama Ki Hadjar Dewantara) untuk menulis sebuah artikel "Als ik Nederlander was" (Seandainya Saya Seorang Belanda), yang dimaksudkan sebagai suatu sindiran yang sangat pedas terhadap pihak Belanda. Tulisan itu pula yang menjebloskan dirinya bersama dua teman dan pembelanya, yaitu Douwes Dekker dan Tjipto Mangoenkoesoemo ke penjara oleh Pemerintah Hindia Belanda (Boemi Poetera). Namun, sejak itu Budi Utomo tampil sebagai motor politik di dalam pergerakan orang-orang pribumi.

Agak berbeda dengan Goenawan Mangoenkoesoemo yang lebih mengutamakan kebudayaan dari pendidikan, Soewardi menyatakan bahwa Budi Utomo adalah manifestasi dari perjuangan nasionalisme. Menurut Soewardi, orang-orang Indonesia mengajarkan kepada bangsanya bahwa "nasionalisme Indonesia" tidaklah bersifat kultural, tetapi murni bersifat politik. Dengan demikian, nasionalisme terdapat pada orang Sumatera maupun Jawa, Sulawesi maupun Maluku. Pendapat tersebut bertentangan dengan beberapa pendapat yang mengatakan bahwa Budi Utomo hanya mengenal nasionalisme Jawa sebagai alat untuk mempersatukan orang Jawa dengan menolak suku bangsa lain. Demikian pula Sarekat Islam juga tidak mengenal pengertian nasionalisme, tetapi hanya mempersyaratkan agama Islam agar seseorang bisa menjadi anggota. Namun, Soewardi tetap mengatakan bahwa pada hakikatnya akan segera tampak bahwa dalam perhimpunan Budi Utomo maupun Sarekat Islam, nasionalisme "Indonesia" ada dan merupakan unsur yang paling penting.

sumber: media sejarah harkitnas






Tanggal 20 Mei

Sejarah: 20 Mei, Mengapa Jadi Hari Kebangkitan Nasional ?

Pelajaran Sejarah baru saja hendak dimulai di suatu kelas SMA. Ibu guru yang belum genap setahun mengajar itu langsung mengajukan sejumlah pertanyaan kepada murid-muridnya.
Guru : Anak-anak, kalian tahu besok hari apa ?
Murid : ???????
Murid-murid ternyata hanya terdiam saja. Tidak ada satu pun yang berani untuk menjawab. Tampaknya, ibu guru agak heran atas perilaku anak didiknya.
Guru : Besok itu, hari Jum’at, anak-anak. Tahukah, kalian besok tanggal berapa ?
Murid : ???????
Murid-murid tetap juga tidak ada yang berusaha menjawab. Wajah-wajah mereka tampak kebingungan dengan pandangan yang seragam, menunduk ke arah meja belajar. Tentu, keadaan ini telah cukup membuat Ibu Guru agak kesal.
Guru : Hei, kalian !
“Plak ….” bunyi meja yang ditepuk secara keras oleh Ibu Guru dengan agak marah.
Guru : Mengapa kalian tidak bisa menjawab pertanyaan yang begitu sangat mudah ?
Murid : ???***##
Guru : Oh… begini ya, generasi pelajar korban UN (Ujian Nasional). Cuma bisa menjawab dengan tes tertulis pilihan ganda.
Murid : ????****###???
Guru : Kalian jangan mau dibentuk oleh UN hanya untuk menjadi manusia robot yang bodoh. Biasakanlah, kalian menjadi manusia yang normal dengan menjawab pertanyaan lisan secara cerdas. Kalian mengerti ?
Murid : Mengerti Bu……
Guru : Wah, bagus kalian. Sudah kembali menjadi manusia yang normal. Sekarang, jawab pertanyaan Ibu. Besok tanggal berapa ?
Johan : Tanggal 20 Mei, Bu.
Guru : Bagus ! Kalian tahu, 20 Mei biasa diperingati sebagai hari apa ?
Niken : Hari Kebangkitan Nasional, Bu….
Guru : Bagus…. ! Ternyata kalian pintar juga.
Ibu Guru mulai tampak tersenyum dengan bangga. Tentu, karena murid-muridnya telah mulai berani untuk menjawab atas sejumlah pertanyaannya.
Guru : Sekarang, giliran Neny untuk menjawab pertanyaan. Mengapa setiap tanggal 20 Mei, di negara kita diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional ?
Neny : Katanya sih, karena bertepatan dengan berdirinya Budi Utomo, bu….
Guru : Bagus, kamu Neny. Sekarang, giliran Mbahwo jawab petanyaan Ibu. Mengapa berdirinya Budi Utomo selalu diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional ?
Mbahwo : Jujur, saya tidak mengerti Bu.
Guru : Kenapa tidak mengerti ?
Mbahwo : Ya, bagaimana tidak mengerti, wong perkumpulan para pelajar priyayi Jawa yang cuma berapa orang saja disebut sebagai kebangkitan nasional.
Ibu Guru mulai terlihat agak berpikir keras. Dari raut wajahnya, ia tampak senang dan lebih bersemangat untuk mengajar.
Guru : Pendapat kamu sangat cerdas, Mbahwo. Beri tepuk tangan, buat Mbahwo….!
“Plok…plok…plok….!” suara tepuk tangan murid di kelas terdengar cukup lama, disertai dengan sedikit teriakan mereka yang menyemangati Mbahwo.
“Hidup Mbahwo…. . Mbahwo, dilawan…!” ucap sebagian dari mereka.
Julianto : Sekarang, giliran saya yang tanya ke Ibu Guru. Boleh kan bu ?
Guru : Wah, itu sangat bagus. Saya sangat suka kalau murid berani bertanya. Jangan UN saja yang suka bertanya !
Murid : He..he..he..
Julianto : Terus, menurut Ibu Guru sendiri, kenapa tanggal 20 Mei diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional ?
Guru : Pertanyaan yang sangat cerdas ! Mau tahu jawaban Ibu ….?
Murid : Mau dong Bu…….
Guru : Ibu sendiri tidak habis pikir, kenapa berdirinya Budi Utomo disebut sebagai Hari Kebangkitan Nasional !
Murid : Ha…ha..ha..ha…. !
Guru : Teruslah kalian tertawa, agar terdengar oleh Presiden SBY. Bahwa, kalau pemerintah bikin hari bersejarah itu, seharusnya tidak seenaknya !
Murid : Ha…ha…ha…ha…ha…ha…ha.. Wkwkwkwkwkwkwk…… !
Tak lama kemudian, pelajaran pun dianggap selesai. Ibu Guru merasa puas dengan proses belajar yang terjadi di kelas itu. Sambil membawa tas di tangan kanannya, Ibu Guru masih sempat bergumam sesaat keluar dari pintu kelas.
“Sejarah seringkali hanya menjadi selera para penguasa…!”
Bagaimana dengan pendapat Anda ?
Demikian, terima kasih
Sumber: Sri E.S.

Catatan : Semua nama yang tercantum dalam tulisan ini murni hanya merupakan rekaan belaka, dan jika ada kesamaan nama, maka dianggap hanya kebetulan semata. Mungkin, saat sedang menulis tulisan ini, nama-nama tersebut sempat muncul, jadi harap maklum. Terima kasih.

Hari Nasional Yang Diperingati

Hari-hari Nasional

Tanggal 1 Januari Diperingati Sebagai Hari Raya Tahun Baru Masehi
Tanggal 10 Januari Diperingati Sebagai Hari Tritura
Tanggal 15 Januari Diperingati Sebagai Hari Peristiwa Laut atau Samudera
Tanggal 25 Januari Diperingati Sebagai Hari Gizi
Tanggal 9 Februari Diperingati Sebagai Hari Ulang Tahun Persatuan Wartawan Indonesia
Tanggal 13 Februari Diperingati Sebagai Hari Farmasi
Tanggal 1 Maret Diperingati Sebagai Hari Kehakiman Indonesia
Tanggal 9 Maret Diperingati Sebagai Hari Wanita Indonesia
Tanggal 11 Maret Diperingati Sebagai Hari Surat Perintah 11 Maret (Supersemar)
Tanggal 18 Maret Diperingati Sebagai Hari Arsitektur Indonesia
Tanggal 24 Maret Diperingati Sebagai Hari Peringatan Bandung Lautan Api
Tanggal 6 April Diperingati Sebagai Hari Nelayan Indonesia
Tanggal 9 April Diperingati Sebagai Hari Penerbangan Nasional
Tanggal 19 April Diperingati Sebagai Hari Pertahanan Sipil (Hansip)
Tanggal 21 April Diperingati Sebagai Hari Peringatan RA. Kartini
Tanggal 24 April Diperingati Sebagai Hari Angkutan Nasional
Tanggal 27 April Diperingati Sebagai Hari Lembaga Pernasyarakatan Indonesia
Tanggal 1 Mei Diperingati Sebagai Hari Peringatan Pernbebasan Irian Barat
Tanggal 2 Mei Diperingati Sebagai Hari Pendidikan Nasional
Tanggal 3 Mei Diperingati Sebagai Hari Surya
Tanggal 20 Mei Diperingati Sebagai Hari Kebangkitan Nasional
Tanggal 21 Mei Diperingati Sebagai Hari Buku Nasional
Tanggal 1 Juni Diperingati Sebagai Hari Lahirnya Pancasila
Tanggal 3 Juni Diperingati Sebagai Hari Pasar Modal Indonesia
Tanggal 21 Juni Diperingati Sebagai Hari Krida Pertanian
Tanggal 22 Juni Diperingati Sebagai Hari Ulang Tahun Kota Jakarta
Tanggal 24 Juni Diperingati Sebagai Hari Bidan Indonesia
Tanggal 29 Juni Diperingati Sebagai Hari Keluarga Berencana Nasional
Tanggal 1 Juli Diperingati Sebagai Hari Bhayangkara
Tanggal 1 Juli Diperingati Sebagai Hari Anak-anak Indonesia
Tanggal 5 Juli Diperingati Sebagai Hari Bank Indonesia
Tanggal 12 Juli Diperingati Sebagai Hari Koperasi Indonesia
Tanggal 22 Juli Diperingati Sebagai Hari Kejaksaan
Tanggal 10 Agustus Diperingati Sebagai Hari Veteran Nasional
Tanggal 14 Agustus Diperingati Sebagai Hari Pramuka (Praja Muda Karana)
Tanggal 17 Agustus Diperingati Sebagai Hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Tanggal 18 Agustus Diperingati Sebagai Hari Konstitusi Republik Indonesia
Tanggal 19 Agustus Diperingati Sebagai Hari Departemen Luar Negeri
Tanggal 21 Agustus Diperingati Sebagai Hari Maritim Nasional
Tanggal 1 September Diperingati Sebagai Hari Polwan (Polisi Wanita)
Tanggal 8 September Diperingati Sebagai Hari Aksara
Tanggal 8 September Diperingati Sebagai Hari Pamong Praja
Tanggal 11 September Diperingati Sebagai Hari RRI (Radio Republik Indonesia)
Tanggal 17 September Diperingati Sebagai Hari Perhubungan Nasional
Tanggal 17 September Diperingati Sebagai Hari Palang Merah Indonesia
Tanggal 24 September Diperingati Sebagai Hari Agraria Nasional (Hari Tani)
Tanggal 28 September Diperingati Sebagai Hari Kereta Api
Tanggal 29 September Diperingati Sebagai Hari Sarjana
Tanggal 30 September Diperingati Sebagai Hari Berkabung Nasional Gestipu
Tanggal 1 Oktober Diperingati Sebagai Hari Kesaktian Pancasila
Tanggal 5 Oktober Diperingati Sebagai Hari Ulang Tahun ABRI
Tanggal 15 Oktober Diperingati Sebagai Hari Hak Asasi Binatang
Tanggal 16 Oktober Diperingati Sebagai Hari Parlemen Republik Indonesia
Tanggal 24 Oktober Diperingati Sebagai Hari Dokter Indonesia
Tanggal 27 Oktober Diperingati Sebagai Hari Penerbangan Nasional
Tanggal 28 Oktober Diperingati Sebagai Hari Sumpah Pemuda
Tanggal 30 Oktober Diperingati Sebagai Hari Keuangan
Tanggal 3 November Diperingati Sebagai Hari Kerohanian
Tanggal 10 November Diperingati Sebagai Hari Pahlawan
Tanggal 12 November Diperingati Sebagai Hari Kesehatan Nasional
Tanggal 21 November Diperingati Sebagai Hari Pohon
Tanggal 25 November Diperingati Sebagai Hari Guru (PGRI)
Tanggal 4 Desember Diperingati Sebagai Hari Artileri
Tanggal 9 Desember Diperingati Sebagai Hari Armada Republik Indonesia
Tanggal 12 Desember Diperingati Sebagai Hari Transmigrasi
Tanggal 15 Desember Diperingati Sebagai Hari Infanteri
Tanggal 19 Desember Diperingati Sebagai Hari Trikora
Tanggal 20 Desember Diperingati Sebagai Hari Sosial 
Tanggal 22 Desember Diperingati Sebagai Hari Ibu


Libur Nasional
Tanggal
Hari
Keterangan
1 Januari
Selasa
Tahun Baru 2013
24 Januari
Kamis
Maulid Nabi Muhammad SAW
10 Februari
Minggu
Tahun Baru Imlek 2564
12 Maret
Selasa
Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1935
29 Maret
Jumat
Wafat Isa Al Masih
9 Mei
Kamis
Kenaikan Isa Al Masih
25 Mei
Sabtu
Hari Raya Waisak 2557
6 Juni
Kamis
Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW
8-9 Agustus
Kamis-Jumat
Hari Raya Idul Fitri 1434 H
17 Agustus
Sabtu
Hari Kemerdekaan RI
15 Oktober
Selasa
Hari Raya Idul Adha 1434 H
5 November
Selasa
Tahun Baru 1435 H
25 Desember
Rabu
Hari Raya Natal
Cuti Bersama
5,6, dan 7 Agustus
Senin, Selasa Rabu
Hari Raya Idul Fitri
14 Oktober
Senin
Hari Raya Idul Adha 1434 H
25 Desember
Kamis
Hari Raya Natal

sumber media informasi