
Guru : Anak-anak, kalian tahu besok hari apa ?
Murid : ???????
Murid-murid ternyata hanya terdiam saja. Tidak ada satu
pun yang berani untuk menjawab. Tampaknya, ibu guru agak heran atas perilaku
anak didiknya.
Guru : Besok itu, hari Jum’at, anak-anak. Tahukah,
kalian besok tanggal berapa ?
Murid : ???????
Murid-murid tetap juga tidak ada yang berusaha menjawab.
Wajah-wajah mereka tampak kebingungan dengan pandangan yang seragam, menunduk
ke arah meja belajar. Tentu, keadaan ini telah cukup membuat Ibu Guru agak
kesal.
Guru : Hei, kalian !
“Plak ….” bunyi meja yang ditepuk secara keras oleh Ibu
Guru dengan agak marah.
Guru : Mengapa kalian tidak bisa menjawab pertanyaan yang
begitu sangat mudah ?
Murid : ???***##
Guru : Oh… begini ya, generasi pelajar korban UN (Ujian
Nasional). Cuma bisa menjawab dengan tes tertulis pilihan ganda.
Murid : ????****###???
Guru : Kalian jangan mau dibentuk oleh UN hanya untuk
menjadi manusia robot yang bodoh. Biasakanlah, kalian menjadi manusia yang
normal dengan menjawab pertanyaan lisan secara cerdas. Kalian mengerti ?
Murid : Mengerti Bu……
Guru : Wah, bagus kalian. Sudah kembali menjadi manusia
yang normal. Sekarang, jawab pertanyaan Ibu. Besok tanggal berapa ?
Johan : Tanggal 20 Mei, Bu.
Guru : Bagus ! Kalian tahu, 20 Mei biasa diperingati
sebagai hari apa ?
Niken : Hari Kebangkitan Nasional, Bu….
Guru : Bagus…. ! Ternyata kalian pintar juga.
Ibu Guru mulai tampak tersenyum dengan bangga. Tentu,
karena murid-muridnya telah mulai berani untuk menjawab atas sejumlah
pertanyaannya.
Guru : Sekarang, giliran Neny untuk menjawab pertanyaan.
Mengapa setiap tanggal 20 Mei, di negara kita diperingati sebagai Hari
Kebangkitan Nasional ?
Neny : Katanya sih, karena bertepatan dengan berdirinya
Budi Utomo, bu….
Guru : Bagus, kamu Neny. Sekarang, giliran Mbahwo jawab
petanyaan Ibu. Mengapa berdirinya Budi Utomo selalu diperingati sebagai Hari
Kebangkitan Nasional ?
Mbahwo : Jujur, saya tidak mengerti Bu.
Guru : Kenapa tidak mengerti ?
Mbahwo : Ya, bagaimana tidak mengerti, wong perkumpulan
para pelajar priyayi Jawa yang cuma berapa orang saja disebut sebagai
kebangkitan nasional.
Ibu Guru mulai terlihat agak berpikir keras. Dari raut
wajahnya, ia tampak senang dan lebih bersemangat untuk mengajar.
Guru : Pendapat kamu sangat cerdas, Mbahwo. Beri tepuk
tangan, buat Mbahwo….!
“Plok…plok…plok….!” suara tepuk tangan murid di kelas
terdengar cukup lama, disertai dengan sedikit teriakan mereka yang menyemangati
Mbahwo.
“Hidup Mbahwo…. . Mbahwo, dilawan…!” ucap sebagian dari
mereka.
Julianto : Sekarang, giliran saya yang tanya ke Ibu
Guru. Boleh kan bu ?
Guru : Wah, itu sangat bagus. Saya sangat suka kalau
murid berani bertanya. Jangan UN saja yang suka bertanya !
Murid : He..he..he..
Julianto : Terus, menurut Ibu Guru sendiri, kenapa
tanggal 20 Mei diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional ?
Guru : Pertanyaan yang sangat cerdas ! Mau tahu jawaban
Ibu ….?
Murid : Mau dong Bu…….
Guru : Ibu sendiri tidak habis pikir, kenapa berdirinya
Budi Utomo disebut sebagai Hari Kebangkitan Nasional !
Murid : Ha…ha..ha..ha…. !
Guru : Teruslah kalian tertawa, agar terdengar oleh
Presiden SBY. Bahwa, kalau pemerintah bikin hari bersejarah itu, seharusnya
tidak seenaknya !
Murid : Ha…ha…ha…ha…ha…ha…ha.. Wkwkwkwkwkwkwk…… !
Tak lama kemudian, pelajaran pun dianggap selesai. Ibu
Guru merasa puas dengan proses belajar yang terjadi di kelas itu. Sambil
membawa tas di tangan kanannya, Ibu Guru masih sempat bergumam sesaat keluar
dari pintu kelas.
“Sejarah seringkali hanya menjadi selera para
penguasa…!”
Bagaimana dengan pendapat Anda ?
Demikian, terima kasih
Sumber: Sri E.S.
Catatan : Semua nama yang tercantum dalam tulisan ini murni hanya merupakan rekaan belaka, dan jika ada kesamaan nama, maka dianggap hanya kebetulan semata. Mungkin, saat sedang menulis tulisan ini, nama-nama tersebut sempat muncul, jadi harap maklum. Terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar